1.Sketsa: Pluralisme atau Kemajemukan
Secara faktual,kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia menunjukan kehidupan yang plural.Karena itulah, sikap dasar yang seharusnya dikembangkan adalah sikap bersedia untuk menghargai adanya perbedaan masing-masing anggota masyarakat.Disini, perbedaan dipandang sebagai hak fundamental dari setiap anggota masyarakat.Maka langkah selanjutnya adalah masyarakat itu sendiri yang menuntut kepada anggotanya untuk menjaga, menghargai dan menumbuhkan adanya perbedaan itu.Sebab tanpa perbedaan masyarakat itu akan
stagnan dan cenderung tidak kreatif.
Pluralisme dalam Kajian Studi Islam
Musa Asy'arie menegaskan, bahwa sesungguhnya berbeda dengan orang lain bukanlah suatu kesalahan, apalagi kejahatan, namun sebaliknya sangat di perlukan.Dalam kaitannya dengan pluralitas, Al-qur'an, surat al Hujarat ayat 13 menegaskan:''Hai sekalian umat manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah adalah yang lebih takwa di antara kamu.''
Ayat Al-quran ini sesungguhnya mengajarkan kepada kita semua akan penting dan perlunya memberlakukan perbedaan dan pluralitas secara arif.Yaiyu untuk saling mengenal dan belajar atas adanya perbedaan dan pluralitas itu untuk saling membangun dan memperkuat saling pengertian dan tidak melihatnya hanya dalam prespektif tinggi dan rendah ataupun baik dan buruk.Tinggi rendahnya manusia di hadapan Tuhan tidak di tentukan oleh adanya realitas perbedaan dan pluralitas,tetapi oleh kadar ketaqwaanya.
Hal ini seperti dijelaskan dalam Surat Ali Imron,ayat 159 :''maka karena rahmat dari Allah,engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka,sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari limgkunganmu.Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan.Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakal-lah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tawakkal''.
Musyawarah yang di anjurkan oleh Al-quran adalah musyawarah yang dilakukan secara tulus dan ikhlas, bukan musyawarah yang basa-basi, seperti yang selama ini berkembang dalam iklim kehidupan politik yang represif, yang akhirnya hanya melahirkan kesepakatan yang kosong hanya ada di atas kertas, tetapi tidak di jalankan dalam aktualitas dalam kehidupan baesama dan tidak melahirkan dampak yang menentramkan bagi kehidupan masyarakat.
blog psi
Jumat, 06 Januari 2012
Sejarah perkembangan islam
1.Pendahuluan
Adapun sejarah studi islam di indonesia,dimulai dengan tradisi belajar kepada ulama-ulama yang umumnya adalah pedagang,yang sekaligus pembawa islam ke indonesia.Para murid datang menemui guru untuk menanyakan hal-hal yang ingin di ketahui.Kemudian bentuk ini berlanjut dengan sistem langgar,dimana para murid dan guru, baik dalam bentuk sorogan maupun dalam bentuk halakah.Dari sini kemudian muncul bentuk pendidikan pesantrea,yang di lanjutkan dengan sistem kelas yang di perkenalkan penjajah belanda.
2.Perkembangan studi islam di dunia muslim
Akhir periode madinah sampai dengan 4 hijriah,fase pertama pendidikan islam sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan,namun sudah di kenalkan logika,matematika,ilmu alam,kedokteran,kimia,musik,sejarah dan geografi.Selama abad ke-5 H,selama periode khalifah abbasiyah,sekolah-sekolah di dirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar,bukan lagi masjid,dan mulai begeser dari mata kuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual,ilmu alam dan ilmu sosial.
Pengaruh al-Ghozali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum,bahkan terkesan terjadi dikotomi.Dia menyebutkan bahwa menuntut ilmu agama wajib bagi setiap muslim,sementara menuntut ilmu umum adalah wajib kifayah.Meskipun perlu di catat bahwa hasil kejayaan muslim di bidang sains dan teknologi bukanlah caoaian kelembagaan,melainkan bersifat individu ilmuan muslim yang di dorong semangat penyelidikan ilmiah.
Madrasah pertama di dirikan oleh Wazir Nizhamiyyah pada 1064; madrasah ini kemudian terkenal sebagai Madrasah Nizham al-Mulk.Tetapi penelitian lebih akhir misalnya yang di lakukan Richar Bulliet mengungkapakan eksistensi madrasah-madrasah lebih tua di kawasan Nishapur,Iran.Pada sekitar tahun 400 H/1009 M terdapat madrasah al Bayhaqiyyah yang di dirikan Abu Hasan 'Al al-Bayhaqi(w.414/1023 M).Bulliet bahkan lebih jauh menyebut 39 madrasah di wilayah persia,yang berkembang 2 abad sebelum madrasah Nizhamiyyah yan tertua adalah madrasah Miyan Dahiya yang di dirikan abu ishaq ibrahim Ibn Mahmud di Nishapur.
Kamis, 05 Januari 2012
pendekatan dalam studi islam
pendekatan dalam study islam meliputi antara lain yaitu: 1.sosial humaniora yang meliputi sejarah=hermeneutika, sosiologi=filologi, antropologi=fenomenologi. 2.normatif. 3.ilmuilmu kealaman. 3.aplikasi dan implikasi problem sosial budaya,
1.pendekatan normatif
yaitu sebuah pendekatan yang lebih menekan kan aspek normatif dalam ajaran islam,sebagaimana terdapat dalam al qur'an dan hadist. pendekatan ini lebih melihatdari aspek idealitas ajaran islam,
pendekatan normatif dalam studi islam telah melahirkan banyak karya yang berkaitan dengan tafsir,sunnah dan keilmuan naqli seperti fiqih,kalam dan tasawuf,
2.pendekatan sejarah
yaitu penjelasan islam sebagai gejala sosial atau fenomena yang menyejarah,perspektif ini mencoba memahami islam dalam sejarah turunnya dan penyebarannya sbg realitas soaial yang berada dalam konteks sosial.dalam perkembangan selanjutnya islam di pahami oleh umat islam dalam ruang dan waktu yang sangat beragam yang berbeda situasi dan kondisi ketika agama pertama muncul di jazirah arab. dalam kesempatan ini mendiskusikan pendekatan sejarah beserta perangkat metodologinya seperti memanfaatkan pemikiran Michael Foucault (1926-1984)
3.pendekatan sosiologi dan antropologi
yaitupedekatan yang fokus pada sosiologi dalam study islam dan memahami islam sebagai fenomena yang menyejarah dalam sosial dan budaya,sementara pendekatan antropologinya di lihatdari dinamika perspektif individu individu di dalam memahami ajaran islam.perlu di fahami bahwa ragam dan corak keislaman sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika pemahaman umat islam yang berbeda beda tentang ajaran islam,berdasarkan setting sosial dan budaya yang melatar belakangi sekaligus yang di hadapi umat muslim.kemudian dari sini muncul berbagai sudut pandang yang melahirkan berbagai model pemahaman terhadap ajaran islam.
Islam sebagai fenomena atau gejala sosial
memahami kitab suci al qur'an tidak bisa di lepaskan dari konteks historis nya,dan tak berhenti pada teksnya saja.melepaskan teks dari konteks historisnya mengakibatkan kita berhadapan dengan teks yang kosong sehingga berupa kata kata indah yang magic,kemudian di mitoskan,shngga tidak sepenuhnya menjelaskan realita realita kebenaran yang hendak di nugkapkan melalui teks atau nash tersebut,
4. pendekatan Hermeneutik
Fakhruddin Faiz mencatat pendefisian dan perkembangan persepsi terhadap hermeneutik menunjujkan bagaimana kronologi pemahaman manusia terhadap model penafsiran.
hermeneutik adalah sebuah kajian yang membahas mengenai bagaimana menggunakan instrumen sejarah,filologi,manuskriptologi,dan lain sebagainya sebagai sarana untuk memahami maksud dari suatu objek yang di tafsirkan.
5.pendakatan fenomenologi
yaitu berusaha menyajikan filsafat sebagai metode yang pokok dan otonom,suatu sains akar yang dapat meengabdi kepada segal pengetahuan.berlainan kepada metode sains objektif,logika formal dan metodr diaktikal yang mengatasi rintangan. metodologi fenomenologi mmulai dengan "orang yang mengetahui dan mengalami secara apa adanya.
6.pendekatan pendekatan ilmu kealaman
fakta menunjukan bahwa sains dan agama adalah dua hal yang berperan pentung dalam kehidupan manusia.perkembangan sains bukan berarti menurunkan perkembangan islam dalam kehidupan.kecenderungan makin menguatnya agama dan sains menarik perhatian bnyak orang,terutama berhubungan mengenai keduanya,banyaknya pandangnan dan doktrin agama yang tampak memungkinkan terjadinya konflik antar agama dan sains,contoh kasus ekskusi greja terhadap galileo pada abad 19 dan perdebatan panjang antar pendukung teori evolusi dan teori penciptaan menjadi bukti nyata betapa konflik yang saling menegasikan telah mewarnaihubungan sains dan agama.
1.pendekatan normatif
yaitu sebuah pendekatan yang lebih menekan kan aspek normatif dalam ajaran islam,sebagaimana terdapat dalam al qur'an dan hadist. pendekatan ini lebih melihatdari aspek idealitas ajaran islam,
pendekatan normatif dalam studi islam telah melahirkan banyak karya yang berkaitan dengan tafsir,sunnah dan keilmuan naqli seperti fiqih,kalam dan tasawuf,
2.pendekatan sejarah
yaitu penjelasan islam sebagai gejala sosial atau fenomena yang menyejarah,perspektif ini mencoba memahami islam dalam sejarah turunnya dan penyebarannya sbg realitas soaial yang berada dalam konteks sosial.dalam perkembangan selanjutnya islam di pahami oleh umat islam dalam ruang dan waktu yang sangat beragam yang berbeda situasi dan kondisi ketika agama pertama muncul di jazirah arab. dalam kesempatan ini mendiskusikan pendekatan sejarah beserta perangkat metodologinya seperti memanfaatkan pemikiran Michael Foucault (1926-1984)
3.pendekatan sosiologi dan antropologi
yaitupedekatan yang fokus pada sosiologi dalam study islam dan memahami islam sebagai fenomena yang menyejarah dalam sosial dan budaya,sementara pendekatan antropologinya di lihatdari dinamika perspektif individu individu di dalam memahami ajaran islam.perlu di fahami bahwa ragam dan corak keislaman sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika pemahaman umat islam yang berbeda beda tentang ajaran islam,berdasarkan setting sosial dan budaya yang melatar belakangi sekaligus yang di hadapi umat muslim.kemudian dari sini muncul berbagai sudut pandang yang melahirkan berbagai model pemahaman terhadap ajaran islam.
Islam sebagai fenomena atau gejala sosial
memahami kitab suci al qur'an tidak bisa di lepaskan dari konteks historis nya,dan tak berhenti pada teksnya saja.melepaskan teks dari konteks historisnya mengakibatkan kita berhadapan dengan teks yang kosong sehingga berupa kata kata indah yang magic,kemudian di mitoskan,shngga tidak sepenuhnya menjelaskan realita realita kebenaran yang hendak di nugkapkan melalui teks atau nash tersebut,
4. pendekatan Hermeneutik
Fakhruddin Faiz mencatat pendefisian dan perkembangan persepsi terhadap hermeneutik menunjujkan bagaimana kronologi pemahaman manusia terhadap model penafsiran.
hermeneutik adalah sebuah kajian yang membahas mengenai bagaimana menggunakan instrumen sejarah,filologi,manuskriptologi,dan lain sebagainya sebagai sarana untuk memahami maksud dari suatu objek yang di tafsirkan.
5.pendakatan fenomenologi
yaitu berusaha menyajikan filsafat sebagai metode yang pokok dan otonom,suatu sains akar yang dapat meengabdi kepada segal pengetahuan.berlainan kepada metode sains objektif,logika formal dan metodr diaktikal yang mengatasi rintangan. metodologi fenomenologi mmulai dengan "orang yang mengetahui dan mengalami secara apa adanya.
6.pendekatan pendekatan ilmu kealaman
fakta menunjukan bahwa sains dan agama adalah dua hal yang berperan pentung dalam kehidupan manusia.perkembangan sains bukan berarti menurunkan perkembangan islam dalam kehidupan.kecenderungan makin menguatnya agama dan sains menarik perhatian bnyak orang,terutama berhubungan mengenai keduanya,banyaknya pandangnan dan doktrin agama yang tampak memungkinkan terjadinya konflik antar agama dan sains,contoh kasus ekskusi greja terhadap galileo pada abad 19 dan perdebatan panjang antar pendukung teori evolusi dan teori penciptaan menjadi bukti nyata betapa konflik yang saling menegasikan telah mewarnaihubungan sains dan agama.
Kajian Sumber Ajaran Islam
1.Al-Qur'an sebagai sumber Sumber Ajaran Islam Pertama
a.Upaya untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an guna mencari dan menemukan makna-makna yang terkandung di dalamnya telah dilakukan sejak jaman Rasulullah saw.Al-Qur'an sendiri mendorong ke arah itu baik secara eksplisit maupun implisit.Secara eksplisit Al-Quran memerintahkan kita (umat islam)untuk menyimak dan memahami ayat-ayat-Nya.
Tafsir sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud dan kandungan ayat-ayat suci Al-Quran telah mengalami perkembangan yang cukup berfariasi.Sebagai hasil karya manusia terjadinya keragaman dalam corak penafsiran adalah hal yang tak terhindarkan.Berbagai faktor dapat menimbulkan keberagaman ini,misalnya perbedaan kecenderungan,interest,motivasi mufassir,perbedaan misi yang di emban,perbedaan kedalaman dan ragam ilmu yang di kuasai,perbedaan masa dan lingkungan yang mengitari,perbedaan situation-condition,dsb.
b.Bagaimana Al-Quran Berbicara
Al-Quran pada dasarnya merupakan respon langit terhadap permasalahan yang muncuk di bumi.Ia diturunkan oleh Alloh via Muhammad saw sebagai jawaban terhadap problem vertikal,penyimpangan tauhid,dan problem sosial,penyimpanga sosial.Ia merupakan bahasa Tuhan yang tidak semua umat mampu memahami.Rasulullah di utus dalam rangka mendialogkan kedua bahasa yang sangat berbeda itu,yakni bahasa langit(absolut) dengan bahasa manusia yang relatif.
c.Ragam Penafsiran al-Quran
Secara umum metode tafsir ada 4,yaitu:
1.Metode Tahlily
adalah tafsir yang berusaha untuk menerangkan arti ayat-ayat al-quran dari berbagai seginya,berdasarkan urutan-urutan ayatnya / surat dalam mushaf,dengan menonjolkan kandungan lafad-lafadnya.Menurut al-Farmawi beberapa corak tafsir yang tercakup dalam tafsir tahlily,yaitu:
a.Al-tafsir bi al-ma'tsur(riwayah): adalah cara munafsirkan ayat-ayat al-quran berdasarkan nash-nash,baik dengan ayat-ayat al-quran senduri,dangan hadis nabi,dengan perkataan sahabat,maupun dangan pendapat tabiin.
b.Al-tafsir bi al-ra'y: adalah tafsir ayat-ayat al-quran yang didasarkan pada ijtihad mufasirnya dan menjadikan akal fikiran sebagai pendekatan utamanya.
cAl-tafsir al-shufy : adalah tafsir yang berusaha menjelaskan maksud ayat-ayat al-quran dari sudut esotik atau berdararkan isyarat-isyarat tersirat yang tampak oleh seorang sufi dalam suluknya.
d.Tafsir al-fiqhi : adalah tafsir yang menitikberatkan bahasan dan tinjauanya pada aspek hukum dari al-quran
e.Tafsir al-falsafy : adalah penafsiran ayat-ayat al-quran berdasarkan pendekatan-pendekatan filosofis,baik yang berusaha untuk mengadakan sintesis dan sinkretisasi antara teori-teori filsafat dengan ayat-ayat al-quran maupun berusaha menolak teori-teori filsafat yang dianggap bertentengan dengan ayat-ayat al-quran.
f.Al-tafsir al-'llmy : adalah menafsirkan ayat-ayat al-quran berdasarkan pendekatan ilmiah,atau menggali kandunganya berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan yang ada.
g.Al-tafsir al-adaby al-ijtima'y : adalah tafsir yang menitikberatkan pada penjelasan ayat-ayat al-quran dari segi ketelitain redaksinya,kemudian menyusun kandungan ayat-ayat tersebut dalam suatu redaksi yang indahyang penonjolan tujuan utama dari tujuan-tujuan al-quran yaitu membawa petunjuk dalam kehidupan,kemudian mengadakan penjelasan ayat dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat dan pembangunan.
2.Tafsir Ijmaly
adalah menafsirkan al-quran dengan cara singkat dan global,tanpa uraian panjang lebar,sesuai dengan urutannya dalam mushaf.
3.Tafsir al-Muqarin
adalah penafsiran sekelompok ayat al-quran yang berbicara dalam suatu masalah dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat atau antara ayat denan hadis baik dari segi isi maupun redaksi atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan segi-segi perbrdaan tertentu dari objekyang di bandingkan.
4.Tafsir al-Mawdhu'y
adalah metode yang ditempuh oleh seorang mufasir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat al-quran yang berbicara tentang sesuatu masalah /tema (mawdhu), serta mengarah kepada suatu pengertian dan satu tujuan,sekalipun ayat-ayat itu (cara) turunnya berbeda,tersebar pada berbagai surat dalam al-quran dan berbeda pula waktu dan tempat turunnya.
d.Membumikan Al-qur'an dalam Era Komtemporer
Menurut MQuraish Shihab tidak ada metode tafsir yang terbaik,sebab masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri,kekurangan dan kelebihan serta tergantung kebutuhan mufasir.Kalau kita ingin menuntaskan topik maka jawabannya ada pada metode tafdir mawdu'y,namun bila kita ingin menerapkan kandungan suatu ayat dalam berbagai seginya maka jawabannya ada pada metode tahlily.Di samping itu,ketika kita ingin mengetahui pendapat para mufasir tentang suatu ayat atau surat sejak periode awal sampai periode modern,maka metode yang tepat adalah muqarin,sedangkan ketika ingin mengetahui arti suatu makna suatu ayat secara ringkas dan global,maka metode ijmaly-lah yang tepat.
Menurut Ali Hasan al-'Arid,urgensi metode mawdu'y dalam era sekarang ina adalah:
1.Metode mawdu'y berarti menghimpun ayat-ayat al-quran yang tersebar pada berbagai surat dalam al-quran yang berbicara tentang suatu tema.
2.Dengan menghimpun ayat-ayat tersebut seorang pengkali dapat menemukan segi relevansi dan hubungan antar ayat-ayat itu.
3.Dengan metode ini seorang pengkaji mampu menolak danmemghindarkan diri dari kesamaran-kesamaran dan kontradiksi yang di temukan dalam ayat.
4.Dengan metode mawdu'y orang dapat mengetahui dengan sempurna muatan materi dan segala segi dari suatu tema.
2.Al-Sunnah sebagai sumber ajaran islam kedua
a.pengertian sunnah
secara etimologi,sunnah berarti tata cara.kata sunnah secara etimologis berarti tradisi dan perilaku hidup.
b.Kedudukan dan fungsi sunnah dalam islam:
1.Menjelaskan kitabullah
2.Rasullah sebagai uswatun hasanah
3.Rasulullah mempunyai kewenangan membuat aturan
c.Kajian tentang sunah
Kajian tentang sunnah dapat di klasifikasikan ke dalam 2 hal pokok,yaitu tentng sanad dan tentang matan.
Untuk melakukan kritik sanad di perlukan banyak penguasaan tentang ilmu hadis seperti asbab al wurud,al-jarh wa al ta'dil,tawarikh al ruwwah,dan 'adalah al sahabah.
a.Upaya untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an guna mencari dan menemukan makna-makna yang terkandung di dalamnya telah dilakukan sejak jaman Rasulullah saw.Al-Qur'an sendiri mendorong ke arah itu baik secara eksplisit maupun implisit.Secara eksplisit Al-Quran memerintahkan kita (umat islam)untuk menyimak dan memahami ayat-ayat-Nya.
Tafsir sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud dan kandungan ayat-ayat suci Al-Quran telah mengalami perkembangan yang cukup berfariasi.Sebagai hasil karya manusia terjadinya keragaman dalam corak penafsiran adalah hal yang tak terhindarkan.Berbagai faktor dapat menimbulkan keberagaman ini,misalnya perbedaan kecenderungan,interest,motivasi mufassir,perbedaan misi yang di emban,perbedaan kedalaman dan ragam ilmu yang di kuasai,perbedaan masa dan lingkungan yang mengitari,perbedaan situation-condition,dsb.
b.Bagaimana Al-Quran Berbicara
Al-Quran pada dasarnya merupakan respon langit terhadap permasalahan yang muncuk di bumi.Ia diturunkan oleh Alloh via Muhammad saw sebagai jawaban terhadap problem vertikal,penyimpangan tauhid,dan problem sosial,penyimpanga sosial.Ia merupakan bahasa Tuhan yang tidak semua umat mampu memahami.Rasulullah di utus dalam rangka mendialogkan kedua bahasa yang sangat berbeda itu,yakni bahasa langit(absolut) dengan bahasa manusia yang relatif.
c.Ragam Penafsiran al-Quran
Secara umum metode tafsir ada 4,yaitu:
1.Metode Tahlily
adalah tafsir yang berusaha untuk menerangkan arti ayat-ayat al-quran dari berbagai seginya,berdasarkan urutan-urutan ayatnya / surat dalam mushaf,dengan menonjolkan kandungan lafad-lafadnya.Menurut al-Farmawi beberapa corak tafsir yang tercakup dalam tafsir tahlily,yaitu:
a.Al-tafsir bi al-ma'tsur(riwayah): adalah cara munafsirkan ayat-ayat al-quran berdasarkan nash-nash,baik dengan ayat-ayat al-quran senduri,dangan hadis nabi,dengan perkataan sahabat,maupun dangan pendapat tabiin.
b.Al-tafsir bi al-ra'y: adalah tafsir ayat-ayat al-quran yang didasarkan pada ijtihad mufasirnya dan menjadikan akal fikiran sebagai pendekatan utamanya.
cAl-tafsir al-shufy : adalah tafsir yang berusaha menjelaskan maksud ayat-ayat al-quran dari sudut esotik atau berdararkan isyarat-isyarat tersirat yang tampak oleh seorang sufi dalam suluknya.
d.Tafsir al-fiqhi : adalah tafsir yang menitikberatkan bahasan dan tinjauanya pada aspek hukum dari al-quran
e.Tafsir al-falsafy : adalah penafsiran ayat-ayat al-quran berdasarkan pendekatan-pendekatan filosofis,baik yang berusaha untuk mengadakan sintesis dan sinkretisasi antara teori-teori filsafat dengan ayat-ayat al-quran maupun berusaha menolak teori-teori filsafat yang dianggap bertentengan dengan ayat-ayat al-quran.
f.Al-tafsir al-'llmy : adalah menafsirkan ayat-ayat al-quran berdasarkan pendekatan ilmiah,atau menggali kandunganya berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan yang ada.
g.Al-tafsir al-adaby al-ijtima'y : adalah tafsir yang menitikberatkan pada penjelasan ayat-ayat al-quran dari segi ketelitain redaksinya,kemudian menyusun kandungan ayat-ayat tersebut dalam suatu redaksi yang indahyang penonjolan tujuan utama dari tujuan-tujuan al-quran yaitu membawa petunjuk dalam kehidupan,kemudian mengadakan penjelasan ayat dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat dan pembangunan.
2.Tafsir Ijmaly
adalah menafsirkan al-quran dengan cara singkat dan global,tanpa uraian panjang lebar,sesuai dengan urutannya dalam mushaf.
3.Tafsir al-Muqarin
adalah penafsiran sekelompok ayat al-quran yang berbicara dalam suatu masalah dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat atau antara ayat denan hadis baik dari segi isi maupun redaksi atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan segi-segi perbrdaan tertentu dari objekyang di bandingkan.
4.Tafsir al-Mawdhu'y
adalah metode yang ditempuh oleh seorang mufasir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat al-quran yang berbicara tentang sesuatu masalah /tema (mawdhu), serta mengarah kepada suatu pengertian dan satu tujuan,sekalipun ayat-ayat itu (cara) turunnya berbeda,tersebar pada berbagai surat dalam al-quran dan berbeda pula waktu dan tempat turunnya.
d.Membumikan Al-qur'an dalam Era Komtemporer
Menurut MQuraish Shihab tidak ada metode tafsir yang terbaik,sebab masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri,kekurangan dan kelebihan serta tergantung kebutuhan mufasir.Kalau kita ingin menuntaskan topik maka jawabannya ada pada metode tafdir mawdu'y,namun bila kita ingin menerapkan kandungan suatu ayat dalam berbagai seginya maka jawabannya ada pada metode tahlily.Di samping itu,ketika kita ingin mengetahui pendapat para mufasir tentang suatu ayat atau surat sejak periode awal sampai periode modern,maka metode yang tepat adalah muqarin,sedangkan ketika ingin mengetahui arti suatu makna suatu ayat secara ringkas dan global,maka metode ijmaly-lah yang tepat.
Menurut Ali Hasan al-'Arid,urgensi metode mawdu'y dalam era sekarang ina adalah:
1.Metode mawdu'y berarti menghimpun ayat-ayat al-quran yang tersebar pada berbagai surat dalam al-quran yang berbicara tentang suatu tema.
2.Dengan menghimpun ayat-ayat tersebut seorang pengkali dapat menemukan segi relevansi dan hubungan antar ayat-ayat itu.
3.Dengan metode ini seorang pengkaji mampu menolak danmemghindarkan diri dari kesamaran-kesamaran dan kontradiksi yang di temukan dalam ayat.
4.Dengan metode mawdu'y orang dapat mengetahui dengan sempurna muatan materi dan segala segi dari suatu tema.
2.Al-Sunnah sebagai sumber ajaran islam kedua
a.pengertian sunnah
secara etimologi,sunnah berarti tata cara.kata sunnah secara etimologis berarti tradisi dan perilaku hidup.
b.Kedudukan dan fungsi sunnah dalam islam:
1.Menjelaskan kitabullah
2.Rasullah sebagai uswatun hasanah
3.Rasulullah mempunyai kewenangan membuat aturan
c.Kajian tentang sunah
Kajian tentang sunnah dapat di klasifikasikan ke dalam 2 hal pokok,yaitu tentng sanad dan tentang matan.
Untuk melakukan kritik sanad di perlukan banyak penguasaan tentang ilmu hadis seperti asbab al wurud,al-jarh wa al ta'dil,tawarikh al ruwwah,dan 'adalah al sahabah.
3. Rumpun Irfani
Sumber pengetahuan adalah pengalaman (experience).Yang termasuk dalam pengalaman adalah al-ru'yah al-mubashirah, direct experience, al-'ilm al-khuduri, preverbal knowledge. $ang menjadi dasar dari sistem epistemologi irfani adalah adanya prinsip dikotomi antara zahir dengan batin. Analogi dalam nalar irfani dapat mengambil bentuk kiasan(tamsil) atau metafor.
Sumber pengetahuan adalah pengalaman (experience).Yang termasuk dalam pengalaman adalah al-ru'yah al-mubashirah, direct experience, al-'ilm al-khuduri, preverbal knowledge. $ang menjadi dasar dari sistem epistemologi irfani adalah adanya prinsip dikotomi antara zahir dengan batin. Analogi dalam nalar irfani dapat mengambil bentuk kiasan(tamsil) atau metafor.
2. Rumpun Burhani
Jika sumber pengetahuan dalam nalar Bayani adalah teks, maka sumber pengetahuan dalam nalar Burhani adalah realitas( alSwaqi') baik dari alam, sosial, dan humanities. Karena itu lebih sering disebut sebagai al-'ilm al-husuli. Yaitu, ilmu yang dikonsep, disusun dan disistematisasikan lewat premis-premis logika atau al-man bukaya lewat otoritas t atau intuisi.
Jika sumber pengetahuan dalam nalar Bayani adalah teks, maka sumber pengetahuan dalam nalar Burhani adalah realitas( alSwaqi') baik dari alam, sosial, dan humanities. Karena itu lebih sering disebut sebagai al-'ilm al-husuli. Yaitu, ilmu yang dikonsep, disusun dan disistematisasikan lewat premis-premis logika atau al-man bukaya lewat otoritas t atau intuisi.
Tiga Epistemologi
1. Rumpun Bayani
Secara etimologis: penjelasan, pernyataan, ketetapan.Secara Terminologis berarti pola pikir yang bersumber pada nash, ijma', dan ijtihad.Secara historis sistem epistemologi Bayani merupakan sistem epistemologi yang paling awal muncul dalam pemikiran arab.Epistemologi ini dominan dalam bidang keilmuan pokok sepert fiologi, yurisprudensi, ilmu hukum(fikih), ulum al-quran(interpretasi, hermeneutika,d eksegesis), teolog dialekts(kalam)n teoriata folosofis.
Secara etimologis: penjelasan, pernyataan, ketetapan.Secara Terminologis berarti pola pikir yang bersumber pada nash, ijma', dan ijtihad.Secara historis sistem epistemologi Bayani merupakan sistem epistemologi yang paling awal muncul dalam pemikiran arab.Epistemologi ini dominan dalam bidang keilmuan pokok sepert fiologi, yurisprudensi, ilmu hukum(fikih), ulum al-quran(interpretasi, hermeneutika,d eksegesis), teolog dialekts(kalam)n teoriata folosofis.
Langganan:
Postingan (Atom)